PERKEMBANGAN PERTANIAN DAN JENIS TANAMAN PERTANIAN DI INDONESIA

On Monday 24 August 2015 0 comments



PERKEMBANGAN PERTANIAN DAN
JENIS TANAMAN PERTANIAN DI INDONESIA
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk.  Oleh pengaruh cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai (terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. Tanah juga disebut lithosfer (lith = batuan) karena dibentuk dari hasil pelapukan batuan.
Tanah merupakan unsur kehidupan yang paling penting. Tanpa tanah, tentu kita tak ada tempat berpijak. Lain halnya jika kita ikan, hehehe. Tanah memiliki banyak jenis karena perbedaan proses pembentukan dan unsur yang terdapat di dalamnya juga berbeda. Berikut jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia.
a. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah vulkanik dibagi menjadi dua.
  1. Regosol. Tanah regosol berciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan berbahan organik sedikit. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija (seperti jagung), tembakau, dan buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di P. Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara.
  2. Latosol. Tanah latosol berciri-ciri: berwarna merah hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija, padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa, Minahasa, dan Papua.
 







b. Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan tanah hasil pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya bersifat subur. Tanah jenis ini dibagi dua juga, yaitu:
  1. Tanah Humus, merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan padi. Tanah jenis ini banyak terdapat di P. Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua.
  1. Tanah Gambut, merupakan tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa. Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena kurang subur dan selalu tergenang air. Tanah gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan-barat Papua.
c. Tanah Aluvium (Alluvial)
Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri tanah aluvium adalah berwarna kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan. Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian barat dan selatan, serta Papua utara dan selatan.
d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh  curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzol bercirikan miskin unsur hara, tidak subur, dan berwarna merah sampai kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
e. Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil ‘pencucian’ sehingga kurang subur, kehilangan unsur hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah. Tanah ini baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah, Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.





 









pak tani membajak sawah
Indonesia terdiri dari berbagai kepulauan dengan wilayah yang sangat luas. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian bercocok tanam berupa berladang dan bersawah. Berladang dan bersawah dapat menghasilkan mata pencaharian untuk menjalankan hidup dan usaha masyarakat, terutama bagi penduduk yang tinggal di desa-desa yang tanahnya subur dan dapat dimanfaatkan untuk bersawah.
Akhir-akhir ini lahan untuk bertani sangat terbatas sekali. Lokasi pertanian pada umumnya jauh dari kota besar karena sebagian besar daerah yang dekat dengan kota sudah banyak didirikan industri-industri besar sehingga daerah berladang maupun bersawah terdapat di desa-desa yang mempunyai tanah yang subur untuk bertani. Tiap desa memiliki jenis tanah tertentu sehingga mampu menghasilkan jenis tanaman pertanian tertentu pula.
Di Indonesia banyak terdapat jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat ditanam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia, binatang maupun bahan industri. Terutama dapat menghasilkan sebagai mata pencaharian para petani untuk kebutuhan sehari-harinya. Akan tetapi untuk bercocok tanam tidak semudah apa yang akan ditanamnya sehingga para petani memikirkan segala kendalanya seperti hama-hama yang akan merusak tanamannya, dan memberi pupuk untuk menyuburkan tanamannya sehingga dapat menghasilkan panen yang memuaskan.
Dengan berkembangnya zaman dan tuntutan kebutuhan manusia, pertanian merupakan sektor ekonomi yang dikerjakan oleh masyarakat Indonesia secara khusus. Orang-orang yang mata pencahariannya dari pertanian disebut petani. Jadi, petani adalah orang yang mengerjakan tanah untuk bercocok tanam saja. Petani di Indonesia pada umumnya juga memelihara hewan dan segala usaha mengolah bahan-bahan yang dihasilkan dalam usaha tersebut.
Jenis Tanaman Pertanian di Indonesia
Pengertian petani di Indonesia hanya menyangkut orang yang bercocok tanam saja. Tanaman pertanian sebenarnya tidak hanya terbatas pada tanaman padi-padian seperti padi dan jagung atau sayur-sayuran dan palawija saja. Tanaman pertanian dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Tanaman bahan makanan pokok.
Pengertian tanaman bahan makanan pokok adalah tanaman yang digunakan oleh manusia sebagai bahan makanan pokok sehari-hari, misalnya padi, jagung, gandum, dan ketela. Setiap suku daerah di Indonesia memiliki kebiasaan makan makanan pokok yang berbeda sesuai kondisi geografis daerah tersebut. Contoh: penduduk Maluku makanan pokoknya berupa sagu, penduduk Jawa Timur makanan pokoknya berupa beras, penduduk Kab. Gunung Kidul makanan pokoknya berasal dari bahan ketela pohon, dan lain-lain.












2. Tanaman bahan makanan tambahan.
Yang termasuk jenis tanaman bahan makanan tambahan adalah tanaman holtikultura. Contoh tanaman holtikultura adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Contoh tanaman sayur-sayuran adalah tomat, sawi, kacang panjang, terung, cabai, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain. Contoh tanaman buah-buahan adalah apel, jeruk, mangga, alpukat, anggur, dan lain-lain.








3. Tanaman bahan industri.
Pengertian tanaman bahan industri adalah tanaman yang digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan industri. Contoh tanaman bahan industri adalah tebu, kapas, kopi dan cengkeh. Ada kalanya hasil-hasil tanaman itu dijual kepada negara lain dalam bentuk bahan mentah. Namun ada kalanya dijual dalam bentuk setengah jadi setelah diolah di pabrik-pabrik.







Selain itu, dikenal pula tanaman pertanian dari jenis bunga-bungaan, misal: bunga mawar, bunga mewati, bunga kamboja Jepang, bunga seruni, bunga matahari, dan lain-lain. Pertanian tanaman bunga ditujukan untuk kebutuhan jasa penyelenggaraan pesta pernikahan dan jenis upacara (seremoni) lainnya. Semoga artikel pertanian ini bisa menambah wawasan Anda.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.