SILATURRAHIM
Rasulullah saw bersabda dalam hadistnya : “Barangsiapa
menjamin untukku satu perkara, aku akan jamin untuknya empat perkara; hendaklah
ia bersilaturrahim, niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya
rejekinya, ditambah umurnya, dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang
dijanjikannya.”(HR. Bukhari-Muslim, Dawud, Ibnu Maajah)
Dari hadist di atas, paling tidak ada empat manfaat
silaturrahim, yaitu:
1.Dicintai keluarga
Keluarga tentu senang bila di antara anggoonay selalu
memperkokoh hubungan silaturrahim. Oleh karena itu, tetap dijada dan jangan
sampai diputus.
2.Diperluas rejeki
Hubungan yang baik dengan orang lain, apalagi dengan
keluarga sendiri akan menjadi pintu rejeki yang terbuka lebar. Oleh karena itu,
baik dalam bentuk pertolongan maupun hubungan muamalah.
3.Dipanjangkan umur
Meskipun umur itetapkan Allah swt, orang yagn menjalin
silaturrahim akan teras apanajng umurny sebab hubungan kekeluargaan menyambung,
kebaikannya dikenang dan diikuti, seperti masih hidup.
4. Dimasukkan ke dalam surga
Bila memutuskan sialturrahim bisa tidak dimasukkan ke
dalam surga, maka mengokohkannya menjadi kunci masuk surga. Allah swt
berfirman, : “Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya,
dan memutuskan apa yang diperinathkan Allah Allah agar disambungkan dan berbuat
kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk
(jahanam). (Ar-Rad: 25).
Waktu Silaturrahim
Silaturrahim tidak dianjurkan pada waktu sebagai
berikut:
- Bada shubuh, karena dikhawatirkan ketika itu penghuni rumah yang kita datangi sedang sibuk dalam aktivitas pagi hari.
- Bada Dhuhur, karena penghuni rumah kemungkinan sedang istirahat, makan dan tidur siang.
Pada praktiknya, silaturahmi berkaitan erat dengan
ukhuwah. Ukhuwah adalah salah satu fondasi awal yang membangun kekuatan jamaah.
Allah swt menyatakan bahwa persaudaraan adalah sifat kaum mukmin dalam
kehidupan dunia dan akhirat, seperti dalam firmannya “Sesungguhnya orang-orang
mukmin adalah bersaudara” (Alhujurat:10).
Ukhuwah yang terjalin antara sesama mukmin dibangun di
atas fondasi iman dan aqidah. Ia adalah persaduaran yang terbina karena Allah
dan merupakan tali iman yang kuat. Rasulullah Muhammad saw bersabda, “Tali iman
yang terkuat adalah wala (loyal) karena Allah, memusuhi karena Allah, cinta
karena Allah, dan benci karena Allah Azza wa jalla.” (HR. Thabrani.)
Mengingat urgensi ikatan antara mukmin ini, Allah swt
mencatat keutamaan dan pahala yang besar bagi para pelakunya, juga mendekatkan
dan menintai mereka. Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa di antara tujuh
golongan yang mendapat perlindungan dari Allah pada hari kiamat, yang tiada
lindungan kecuali lindunganNya adalah: “Dua orang yang menjalin tali cinta
karena Allah, mereka bersua dan berpisah karenaNya.” (Potongan dari sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari)
Barangsiapa yang menghubungkan
silaturahim Allah akan menghubungkannya dan siapa yang memutuskannya Allah
pasti memutuskannya.
Hadits 1:
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda, “Allah menciptakan semua makhluk hingga setelah
selesai berdirilah rahim dan Allah bertanya, ’Apa ini?’ rahim berkata, ’Ini
adalah tempat orang yang berlindung kepadamu dari pemutus hubungan tali
silaturahim.” Allah pun berfirman, “Ya, relakah kamu jika Aku menyambung orang
yang menyambungmu dan Aku putuskan orang yang memutusmu.” Rahim pun menjawab,
“Mau, ya Rabbi.” Kemudian Abu Hurairah berkata,
Hadits 2:
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa
menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (HR.
Bukhari).
Hadits 3:
Dari Amru bin Ash RA berkata aku mendengar nabi SAW
bersabda dengan terus terang tanpa dirahasiakan, “Sesungguhnya keluarga Abi
Fulan bukanlah wali-waliku dan Allah adalah Waliku serta orang-orang shalih
dari kaum mukminin. Akan tetapi mereka kerabat yang aku menyambung silaturahim
dengan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
0 comments:
Post a Comment